Jamblang, kalau kita menanyakan “ Jamblang “ maka kita akan menemukan dua jawaban yaitu nama daerah dan nama makanan Khas Cirebon, untuk kali ini kita akan membahas tentang makanan, Iya Makanan Khas Cirebon adalah Jamblang / Nasi Jamblang / Sega Jamblang. Makanan ini sangat unik, kenapa ? karena selain pembungkusnya dari daun jati juga, kita dibebaskan untuk memilih lauk sendiri, jadi tidak dipilihkan yang jualan. Kita hanya akan diberikan satu bungkus nasi putih saja. Menu dari nasi jamblang itu sendiri banyak sekali, dari SeaFood (Blekutak/ cumi – cumi), Jeroan ( usus, Hati dan bagian dalam lainnya dari binatang) sambal goreng, sambal goreng ini bukan sambal yang digoreng yah, sambal goreng di nasi jamblang terbuat dari kentang dan cabe merah, memang lebih dominan cabenya dari pada kentang. Mungkin itu sebabnya dinamakan Sambal Goreng.
Sejarah nasi Jamblang ini cukup mengerikan ternyata, karena pada zamannya nasi jamblang digunakan untuk member makan pada pekerja paksa, pada zaman belanda pekerja paksa ini membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati daerah Kab. Cirebon Didesa Kasungengan tepatnya,
dalam berbagai versi lainnya menyebutkan bahwa asal mula Nasi jambalang ini berawal dari tahun 1847, pada tahun itu belanda membangun Pabrik Gula di dua wilayah Palimanan dan Plumbon, juga membangun Pabrik Spirtus di Palimanan, dengan begitu belanda membutuhkan banyak sekali pekerja dalam Pabrik – pabriknya tersebut, dalam versi ini pekerja yang dipekerjakan belanda adalah warga yang jauh dari Pabrik, ada yang dari Cimaha, Cidahu bobos dan lokong, hal itu yang membuat para pekerja berfikir untuk membawa bekal, namun karena merasa bahwa setiap bekal yang dibawanya selalu basi ditempat kerja, para pekerja memutuskan untuk membeli makanan dari para penjual makanan, namun pada saat itu belum ada yang berjualan nasi, itu dikarenakan orang – orang dulu menggangap pamali/tidak boleh menjual nasi, para pekerja pun kebingungan, kondisi ini dilihat dan dirasakan oleh seorang warga dekat pabrik tersebut, dalam versi cerita ini warga itu bernama Ki Antara dan istrinya Ny. Pulung, kedua suami istri ini mencoba memberikan sedekah untuk para pekerja itu secara Cuma- Cuma, pemberian dari suami istri itu menyebar berita ke seluruh para pekerja, jadi semakin banyak saja para pekerja yang meminta untuk Sarapan kepada kedua suami istrinya, para pekerja itu sebenarnya ingin memberikan uang untuk sarapan tersebut, Ki Antara dan Ny. Pulung selalu menolaknya.
Alasan dari Daun jati yang menjadi pembungkus nasi ini cukup masuk akal, karena Daun jati yang ber Tekstur kasar dan tidak mudah robek, ketahanan daun jati dalam menyerap panas, dengan mempertahankan suhu makanan didalamnya berguna untuk menjaga agar makanan tidak cepat basi.
Dijaman sekarang Nasi Jamblang sudah bukan makanan para pekerja paksa lagi, namun menjelma menjadi makanan Elit yang ada di restoran – restoran besar. Namun ada juga para pedagang Nasi jamblang yang menjual daganganya dipinggir jalan.
dalam berbagai versi lainnya menyebutkan bahwa asal mula Nasi jambalang ini berawal dari tahun 1847, pada tahun itu belanda membangun Pabrik Gula di dua wilayah Palimanan dan Plumbon, juga membangun Pabrik Spirtus di Palimanan, dengan begitu belanda membutuhkan banyak sekali pekerja dalam Pabrik – pabriknya tersebut, dalam versi ini pekerja yang dipekerjakan belanda adalah warga yang jauh dari Pabrik, ada yang dari Cimaha, Cidahu bobos dan lokong, hal itu yang membuat para pekerja berfikir untuk membawa bekal, namun karena merasa bahwa setiap bekal yang dibawanya selalu basi ditempat kerja, para pekerja memutuskan untuk membeli makanan dari para penjual makanan, namun pada saat itu belum ada yang berjualan nasi, itu dikarenakan orang – orang dulu menggangap pamali/tidak boleh menjual nasi, para pekerja pun kebingungan, kondisi ini dilihat dan dirasakan oleh seorang warga dekat pabrik tersebut, dalam versi cerita ini warga itu bernama Ki Antara dan istrinya Ny. Pulung, kedua suami istri ini mencoba memberikan sedekah untuk para pekerja itu secara Cuma- Cuma, pemberian dari suami istri itu menyebar berita ke seluruh para pekerja, jadi semakin banyak saja para pekerja yang meminta untuk Sarapan kepada kedua suami istrinya, para pekerja itu sebenarnya ingin memberikan uang untuk sarapan tersebut, Ki Antara dan Ny. Pulung selalu menolaknya.
Alasan dari Daun jati yang menjadi pembungkus nasi ini cukup masuk akal, karena Daun jati yang ber Tekstur kasar dan tidak mudah robek, ketahanan daun jati dalam menyerap panas, dengan mempertahankan suhu makanan didalamnya berguna untuk menjaga agar makanan tidak cepat basi.
Dijaman sekarang Nasi Jamblang sudah bukan makanan para pekerja paksa lagi, namun menjelma menjadi makanan Elit yang ada di restoran – restoran besar. Namun ada juga para pedagang Nasi jamblang yang menjual daganganya dipinggir jalan.
0 komentar:
Posting Komentar